INFO

    SIDANG KLASIS MEMILIH HERI HEREWILA SEBAGAI KMK SABU BARAT-RAIJUA

    Selasa, 1 Oktober 2019

     

    SABURAIJUA, Ketua sinode: "Gereja harus berefkeksi, apakah gereja yang menggarami dunia, ataukah dunia yang menggarami gereja. Dalam Pemilihan ketua klasis, tidak perlu ada TIM SUKSES, karena yang dibutukan TIM DOA".

    Sidang Klasis Sabu Barat Raijua Ke 34 Tahun 2019, yang resmi dibuka Ketua Sinode GMIT, Selasa, 1 Oktober, dalam rangka memilih Ketua Majelis Klasis Sabu Barat dan Raijua yang baru periode 2019 -2023 berlangsung selama dua hari di GMIT Imanuel Walurede, Kelurahan Ledeunu, Kecamatan Raijua.

    Hari pertama  pelakasanaan kegiatan menampilkan dua tokoh sebagai nara sumber yang masing-masing menyampaikan pikiran-pikiran penting mereka sebagai pemimpin daerah dan masyarakat, serta sosok  pemimpin umat  gmit se ntt.   Bupati Sabu Raijua Drs.Nikodemus Rihi Heke,M.SI. dan Ketua Sinode Gmit, Doktor Mery L.Y Kolimon, S.Th,M.Th. keduanya ketika didaulat oleh moderator Roy Kaka Mone, sebagai panelis pertama, bupati menyampaikan beberapa pemikiran utamanya, yaitu: "Yang paling utama bagi kita semua adalah kebersamaan, gereja harus punya kerja sama dengan pemerintah," ujarnya.

    Lebih lanjut, kata bupati, kita bicara tentang sidang klasis dengan tema " Yesus Kristus adalah Tuhan" dan Sub Tema " Kristus memberikan kita daya untuk menata relasi pelayanan dalam gereja dan masyarakat sebagai sesama murid dan kawan sekerja Allah, serta relasi dengan alam sebagai sesama ciptaan Allah ". Hal ini cukup kompleks bagi kita, bahwa kebersamaan antara gereja dan pemerintah harus sejalan. Kita bicara tentang masyarakat, tidak terlepas dari jemaat itu sendiri. Kita harus punya pikiran yang jernih dalam menjalin komunikasi, dan kita punya satu tujuan bahwa kita mau menata manusia, menata masyarakat yang adalah menata jemaat gereja.

    Bupati mengajak "mari kita sama-sama bekerja yang bisa membangun dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik, karena gereja dan pemerintah masih ada dalam jalur kebersamaan untuk membangun sesuatu yang lebih baik, seperti ada tertulis dalam kitab Yohanes pasal 4, ayat 7. Bekerjalah selagi hari masih siang".

    Rihi Heke, juga memintakan agar gereja juga harus memberikan pandangan-pandangannya kepada pemerintah, bahkan silahkan memberikan teguran yang nyata kepada kami. Sabu raijua, butuh kebersaman untuk membangunnya. Mari, kita saling mengisi dan melengkapi, karena perbedaan itu adalah pemberian Tuhan dalam rangka agar kita saling mengisi dan melengkapi satu sama lain. Dan marilah kita membangun rumah roti disegala bidang kehidupan dan pembangunan, dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi,dan sebagainya.

    Akhiri paparan materinya, bupati berharap agar lewat sidang klasis ini, kami, diberikan catatan-catatan dan gereja dapat membantu pikiran-pikiran jemaat, karena pemerintah daerah juga punya kekurangan dan kami membuka diri untuk hal itu. Lebih dari itu, bupati mintakan agar semua kita, harus membuka mata dan membuka diri selagi masih ada kesempatan, untuk kita gumuli, kita saling mendoakan dan bergandengan tangan bekerja sama dakam membangun sabu raijua ini," tukasnya.

    Sementara Ketua Sinode GMIT DR.Mery Kolimon,S.Th,M.Th. dalam resensi sebagai pemateri ke dua, mengawali  pikiran-pikirannya, menjelaskan bahwa, sidang klasisis ini memiliki fungsi strategis untuk melakukan evaluasi pelaksanaan HKUP lingkup klasis, termasuk menilai, menerima atau menolak Laporan Pertanggungjawaban Majelis. Memilih majelis klasisi yang baru dan menetapkan kebijakan pelayanan di lingkup klasis.

    Lebih lanjut, kata Ketua Sinode GMIT, menuju sidang sinode ke 34, kita berefkeksi tentang tema kita "Yesus Kristus adalah Tuhan". Kita sungguh-sungguh menegaskan bahwa, bagi GMIT, yang menjadi Tuhan dalam gereja itu, adalah Tuhan Yesus Kristus. Bukan ketua klasisi, bukan ketua sinode, bukan pendeta. Tapi kita semua bisa jadi, pendeta, penatua, diaken, pengajar, ketua majelis jemaat, ketua majelis klasis, atau apapun, semata-mata karena anugerah dari Tuhan Yesus Krustus, adalah Tuhan.

    Untuk itu, jelas Mery Kolimon, dari tema tersebut, kita belajar nilai-nilai yang Tuhan ajarkan kepada kita. Tadi bupati sudah ingatkan kita tentang hal membangun kehidupan bersama, adalah tanggungjawab kita semua, tanggungjawab pemerintah, tetapi juga masyarakat dan didalamnya juga tanggungjawab gereja ditengah-tengah dunia yang Yesus ajarkan kepada murid-muridnya, dan  yang, Yesus ajarkan kepada kita.

    Kita belajar juga dari Galatia, pasal 6, ayat 3. maka jemaat di Seba, jemaat di Hawu Mehara, jemaat di Raijua, dan di tempat lainnya, tidak boleh hanya mengurus dirinya sendiri, namun harus tolong menolong di dalam kasih Kristus. Kita harus saling menopang, saling memberdayakan termasuk dengan unsur-unsur pemerintah dan masyarakat berdasarkan  karya Kristus yang membaharui kita, juga mau berkarya  untuk perubahan pembaharuan diri gereja masyarakat dan bangsa. Gereja menenurut ketua sinode, tidak boleh puas dengan status quo, gereja harus terus menerus mengubah dirinya, belajar memperbaiki diri, mau terus belajar memperbaiki diri, bertobat dan berubah.

    Kita harus menghindari sikap fanatik yang berlebihan dalam relasi menjalin hubungan hidup antar umat beragama. Kita terpanggil untuk hidup dalam sikap saling menghormati, saling menjaga, saling merawat persaudaraan, ternasuk didalamnya ramah terhadap alam, menjauhi perilaku eksploitatif lingkungan hidup. GMIT hari ini, mempunyai 1520 orang pendeta, menjadi kawan sekerja dan murid Kristus. Terutama dalam situasi persidangan seperti ini,kadang-kadang kami berefleksi, apakah gereja yang harus menggarami dunia ?, ataukah dunua yang menggarami gereja. Dalam pemilihan klasis ini, tegasnya, tidak perlu ada tim sukses, tetapi yang dibutuhkan adalah tim doa. Karena  yang terpilih nanti dalam pemilihan kkasis ini, itu adalah Tuhan yang memilih untuk melayani bersama.

    Akhiri deskripsi sajian materinya, dirinya juga ingatkan tentang,  masalah judi, miras, intoleraan antar umat beragama, kemiskinan, gizi buruk, stunting, kdrt, relasi injil dan ada perberdayaan ekonomi, revolusi industri 4.0, dan salah satunya yang terpenting ditahun 2019, kita memasuki elnino, dan ntt menjadi salah satu provinsi siaga darurat kekeringan, mari kita semua bahu membahu tidak saja mendoakan, tetapi tindakan  kita bersama pemerintah dan elemen lainya bertindak mengatasinya," tukasnya

    Dan diakhir sidang klasis pada hari kedua, Selasa, 2 Oktober, akhirnya panitia berhasil melakukan pemilihan Ketua Majelis Klasis Sabu Barat Raijua, secara langsung, bebas, jujur dan adil.  Dan dari tiga nama orang kandidat balon, masing-masing: 1.Pendeta, Lefrodia Hadjoh,S Th; 2.Pendeta, Megawati Daulika,S Th; dan, Pendeta, Frederik Hericson Herewila,S.Th. dari hasil yang diperoleh berdasarkan jumlah suara pemilih, maka Pendeta Frederik Hericson Herewila, ditetapkan sebagai Ketua Majelis Klasis Sabu Barat-Raijua, untuk masa bhakti empat tahun mendatang, dengan perolehan dukungan 46 suara,  melewati dua kandidat yang masing-masing, Lefrodia, peroleh 19 suara, dan Megawati Daulika, peroleh 37 suara.

     


    Simpan sebagai :

    Berita terkait :

    «

    April 2024

    »
    MggSenSelRabKamJumSab
    1
    2
    3
    4
    5
    6
    7
    8
    9
    10
    11
    12
    13
    14
    15
    16
    17
    18
    19
    20
    21
    22
    23
    24
    25
    26
    27
    28
    29
    30